HumasUPNVJ - Seri pendidikan dan pelatihan di kalangan pimpinan fakultas Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta kembali berlanjut pada hari Selasa, 24 Oktober 2023, setelah sebelumnya digelar pada pertengahan bulan ini.
Dalam sesi diklat kali ini, topik yang dibahas meliputi pemetaan karier dosen dan keterlibatan pimpinan fakultas dalam proses tersebut.
Ketua Pelaksana Lokakarya Pimpinan Fakultas UPNVJ, Prof. Dr. A. Heri Iswanto, SKM, MARS, mengatakan bahwa inti dari karier dosen di sebuah universitas berkutat di seputar jabatan fungsional -- Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, dan Guru Besar.
Selama ini, urusan kenaikan jabatan fungsional seorang dosen di UPNVJ diserahkan ke individu bersangkutan. Namun ke depannya, UPNVJ menginginkan agar pimpinan fakultas juga terlibat di dalam proses tersebut.
"Kita tidak ingin ada dosen yang sudah lama bekerja di sini tapi tidak ada kenaikan pangkat. Atas dasar itu, dibuatkan kerangka logis terhadap dosen-dosen yang sudah lama tidak naik pangkat," ujar Prof Heri.
"Nantinya, dosen-dosen ini akan menjadi prioritas untuk naik pangkat. Kita ingin universitas juga memiliki peran pada kenaikan pangkat dosen, dan itu dituangkan ke dalam kerangka logis," lanjutnya.
Setelah pada sesi sebelumnya menggunakan kertas berwarna-warni, diklat kali ini melibatkan penggunaan Lego sebagai alat peraga. Para peserta memodifikasi setiap blok-blok Lego dalam mengilustrasikan materi kali ini dalam kerangka logis.
Penggunaan Lego juga berkaitan dengan semangat dari program diklat pimpinan UPNVJ yang dirancang untuk berlangsung dalam beberapa seri.
"Ini kelanjutan dari sesi sebelumnya yang tiga hari. Ke depannya juga masih sama. Kita akan selesaikan block-block yang belum selesai, agar menjadi capaian pembelajaran di diklat pimpinan ini," ungkap Prof Heri.
Akhir kata, Prof Heri berharap diklat kali ini dapat memberikan pemahaman bahwa setiap pimpinan fakultas memiliki pemikiran logis dan rasional. Ketika memiliki ide atas segala sesuatu, para pimpinan dapat segera merealisasikannya.
"Dengan adanya logical frame, maka harapan itu bisa dicapai dengan upaya yang logis, kegiatan yang logis, dan output-nya juga masuk akal. Jangan sampai hanya tahu tujuan, tapi tidak tahu cara mencapainya," pungkas Prof Heri.