HumasUPNVJ - Rektor Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta (UPNVJ) Dr. Anter Venus, MA., Comm menegaskan bahwa Indonesia Emas 2045 harus menjadi visi bersama anak-anak bangsa. Hal ini juga harus ditanamkan di setiap benak warga, termasuk para pelajar yang mengenyam pendidikan di luar negeri.
Pernyataan tersebut disampaikan Venus saat menghadiri acara pelantikan pengurus Ikatan Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (IAPPI) periode 2023-2027 yang digelar di SMESCO Convention Hall Jakarta pada Kamis, 12 Oktober 2023. Rektor UPNVJ hadir sebagai bagian dari Dewan Pakar IAPPI.
Sesuai dengan nilai-nilai dalam semangat pembentukan IAPPI, Venus mengatakan ikatan persaudaraan ini bertujuan mensinergikan berbagai sumber daya manusia terbaik Indonesia yang telah mencari ilmu ke seluruh dunia.
Venus mengatakan bahwa pada umumnya, pelajar Indonesia yang dididik di kampus-kampus ternama di luar negeri memiliki wawasan global serta pandangan yang bersifat outward looking.
"Mereka memiliki pembanding bagaimana sebuah bangsa atau negara dikelola dengan cara terbaik dalam berbagai aspeknya," kata Venus.
Melalui acara pelantikan IAPPI ini, yang juga meliputi sesi saling berbagi pengalaman, diharapkan ada banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari pengalaman para pelajar yang sudah pernah menimba ilmu di negeri orang.
Menurut Venus, tiap-tiap alumni IAPPI memiliki kompetensi di bidang mereka masing-masing, yang dapat digunakan untuk mentransformasi negara menuju Indonesia Emas 2045. Jejaring yang dimiliki para alumni juga bisa dimanfaatkan untuk memperoleh sumber daya yang lebih luas dalam meningkatkan mutu bangsa.
"Sebagai dewan pakar, saya akan mencoba untuk mensinergikan potensi kompetensi atau kepakaran yang mereka miliki tersebut," ujar Venus.
Indonesia Emas 2045
Salah satu tujuan lain dari pembentukan IAPPI adalah menyukseskan pengembangan human capital development Indonesia. Hal ini merujuk pada strategi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam upaya mendorong pembangunan.
Bagi Venus, semangat pengembangan human capital ini berkaitan langsung dengan "cultural capital" yang di dalamnya tercakup pendidikan bermutu serta kecintaan kepada ilmu pengetahuan.
"Jadi bagaimana menyelenggarkan pendidikan bermutu dalam arti standar kompetensinya tidak direduksi sehingga kompetitif dengan lulusan negara maju," sebut Venus.
"Mentalitas dan pola pikirnya juga bertumbuh, memiliki integritas moral, memegang nilai-nilai inovatif, adaptif, berpikiran terbuka dan menghargai keragaman," sambungnya.
Dalam konteks pendidikan ini, Venus beranggapan bahwa salah satu elemen dalam paradigma pembelajaran di Indonesia sudah cenderung usang atau obsolete. Ia menilai bahwa sudah waktunya menerapkan model Belajar (Learn), 'Melupakan' yang Sudah Dipelajari Sebelumnya (Unlearn), dan Mempelajari Kembali (Relearn).
Contoh dari model ini adalah, seseorang bisa memperbaiki mobil setelah belajar (Learn) cara-cara melakukannya. Namun ia harus 'Unlearn' mengenai apa yang sudah ia pelajari sebelumnya karena pengetahuan itu ternyata sudah tidak relevan terhadap mobil model terbaru. Ia pun belajar kembali atau "Relearn" cara memperbaiki mobil dengan ilmu-ilmu terkini.
Berbagai institusi disebut Venus harus bisa menanamkan kecintaan masyarakat pada ilmu pengetahuan ilmiah yang bisa menjadi solusi berbagai masalah ke depan, dan melakukan reorientasi untuk isu-isu serta ide-ide kemajuan bangsa.
"Indonesia Emas yang maju di tahun 2045 harus menjadi visi bersama anak-anak bangsa. Ini harus bisa ditanamkan di benak setiap warga," ucapnya.
"IAPPI sebagai organisasi ikatan alumni pelajar diharapkan dapat berbuat lebih, dan bisa memanfaatkan seluruh sumber daya untuk turut berkontribusi bagi Indonesia maju," pungkas Venus.