HumasUPNVJ – Pada hari kedua pelaksanaan Pekan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Pekanlit) 2024 di UPN “Veteran” Jakarta (UPNVJ), digelar sebuah pelatihan yang berfokus pada pembuatan media pengabdian kepada masyarakat menggunakan aplikasi sederhana serta pembuatan buku monograf. Pelatihan ini dipandu oleh Hario Megatsari, S.KM., M.Kes., Dosen dari Universitas Airlangga, yang membagikan pengetahuan dan pengalamannya kepada para peserta.
Dalam sesi tersebut, Hario memaparkan langkah-langkah untuk mengonversi kegiatan yang telah dilakukan di lapangan menjadi sebuah buku monograf. Ia menjelaskan kriteria buku monograf serta persyaratan yang harus dipenuhi agar sebuah karya dapat diklaim sebagai buku monograf. Hario menekankan pentingnya dokumentasi yang baik dan sistematis dalam setiap program pengabdian kepada masyarakat, sehingga hasilnya tidak hanya terekam dalam jurnal nasional tetapi juga dapat dibukukan.
Hario membagikan pengalaman pribadinya dalam program "Desa Berdaya" yang ia lakukan di Malang, Jawa Timur. Program ini merupakan kajian gerakan promotif dan preventif yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, melebihi program biasa seperti “1 desa 1 bidan” atau “1 perawat”. Hasil dari kegiatan tersebut telah diterbitkan dalam bentuk jurnal, namun Hario menekankan bahwa sebaiknya juga didokumentasikan dalam bentuk buku.
Salah satu strategi yang ia bagikan untuk memotivasi anggota tim agar buku tersebut benar-benar terbit adalah dengan membuat cover buku terlebih dahulu, bahkan sebelum program dimulai. Menurut Hario, melihat visualisasi buku yang akan diterbitkan dapat memberikan dorongan motivasi bagi tim untuk menyelesaikan tugas mereka.
Dalam proses mengonversi kegiatan lapangan menjadi buku, Hario menyarankan agar sejak awal program, tim sudah memiliki gambaran tentang apa yang akan ditulis. Proses penulisan dimulai dengan membuat daftar isi dan menetapkan struktur buku. Bab 1 hingga 3, misalnya, dirancang untuk memberikan kerangka pikir yang jelas kepada pembaca tentang konteks lapangan dan langkah-langkah yang akan diambil oleh pekerja sahabat desa. Bab-bab ini membantu menerjemahkan kondisi lapangan kepada pembaca.
Bab 4 memuat penjelasan rinci mengenai apa yang terjadi di setiap desa, termasuk identifikasi karakteristik desa secara kuantitatif dan kualitatif. Metode seperti Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara juga digunakan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam. Bab 3 dan 5 menggabungkan isi dari publikasi yang sudah diterbitkan sebelumnya dalam jurnal, memperkaya buku dengan hasil riset ilmiah.
Pada Bab 6, 7, dan 8, Hario menekankan pentingnya studi kasus yang diangkat harus relevan dengan permasalahan kesehatan yang ada, serta solusi yang ditawarkan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Bagian ini dianggap sebagai inti dari buku, di mana potensi masyarakat dan peran petugas kesehatan masyarakat dalam menyelesaikan masalah diceritakan secara mendetail.
Bab terakhir, yaitu Bab 9, berisi rangkuman dan kata kunci penting yang menarik, diangkat dengan pendekatan teoritis. Bab ini bertujuan untuk memberikan penutup yang kuat dan menekankan poin-poin utama yang bisa dijadikan acuan atau inspirasi bagi pembaca dalam program pengabdian serupa.
Pelatihan ini berlangsung sangat interaktif. Para peserta workshop diberikan kesempatan untuk berdiskusi lewat sesi tanya-jawab. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada para peserta dalam mengemas hasil kegiatan pengabdian mereka menjadi media yang lebih luas jangkauannya, baik dalam bentuk buku monograf maupun publikasi lainnya. Hal ini sejalan dengan tujuan dari Pekan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat untuk mendorong para akademisi dan praktisi untuk lebih aktif dalam mendokumentasikan dan menyebarkan hasil-hasil penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.