HumasUPNVJ - Dalam upaya merealisasikan harapan Rektor untuk perubahan pengelolaan program Diploma tiga yang sepenuhnya berwarna vokasi dan terhubung dengan industri/pengguna yang disampikan dalam lokakarya kurikulum program Diploma Tiga UPN Veteran Jakarta, para pengelola program Diploma Tiga dengan diwakili para Wakil dekan bidang akademik memaparkan rancangan perubahan kurikulum yang dianjurkan
Terkait Langkah perubahan yang dilakukan Program studi Diploma Tiga Keperawatan dan Diploma Tiga Fisioterapi, beberapa hal yang menjadi fokus perhatian menurut Wakil Dekan 1 , Sri Yani, mencakup;
(1) Pertama yang dilakukan adalah telaah kurikulum. Langkah-langkah yang diambil adalah melakukan telaah terhadap Capaian pembelajaran Lulusan, Muatan kurikulum, Bobot sks teori dan praktikum, serta proses pembelajaran dan evaluasi.
(2) Capaian pembelajaran lulusan dikembangkan sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama era digital. Lulusan Diploma Tiga Fikes harus mampu menjawab tuntutan pelayanan masyarakat yang serba digital baik pada pelayanan kesehatan individu maupun masyarakat.
(3) Muatan kurikulum memuat sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus yang setara dengan tuntutan level 5 KKNI, organisasi profesi dan cirikhas program studi, fakultas dan universitas untuk menjawab tuntutan masyarakat pengguna yakni pasien/klien.
(4) Sesuai dengan level 5 KKNI, lulusan dituntut untuk terampil menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dengan berbagai metode dan memformulasikan penyelesaian masalah prosedural bidang kesehatan maka bobot SKS teori dan praktik harus memenuhi minimal 40% teori dan 60 % praktik. Pembelajaran praktik dilakukan dikelas dengan membahas kasus, praktik laboratorium untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan laboratorium (skill-lab) dan praktik klinik di rumah sakit, klinik dan/atau masyarakat.
Proses pembelajaran yang dikembangkan pada masa pandemi Covid-19 adalah pembelajaran daring (online) dan luring (offline) dengan kompetensi yang mensyaratkan tatap muka. Dengan pembelajaran daring ini dosen perlu kemampuan tehnologi informasi dan flexibel thingking, untuk menjawab tuntutan kompetensi mata kuliah yang disyaratkan kurikulum. Dan juga dituntut metode evaluasi yang tepat agar mahasiswa tidak copy paste.