HumasUPNVJ - Peran Bisnis Keluarga dalam bela negara merupakan tema orasi yang disampaikan dalam pengukuhan guru besar Prof. Dr. Dr. med. dr. A.B. Susanto, S.E., M.A., CPM dalam Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Tidak Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional, “Veteran” Jakarta. Pidato pengukuhan bertajuk “ Peran Bisnis Keluarga di dalam Manajemen Bela Negara dari Sudut Pandang Manajemen Stratejik” disampaikan di Auditorium Bhinneka Tunggal Ika, Gedung Jenderal Sudirman, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta yang disampaikan pada tanggal 7 November 2019.
Dalam orasinya, A.B. Susanto memaparkan bahwa secara sekilas, seperti tidak ada hubungan antara Bisnis Keluarga dan Manajemen Bela Negara. Namun jika dicermati lebih lanjut, terdapat kaitan erat antara bela negara dan bisnis keluarga. Terutama jika bela negara dimaknai dalam konteks mendukung ketahanan negara dalam arti yang luas, yaitu bagaimana negara memiliki kedaulatan dari berbagai sisi, kedaulatann ekonomi, informasi dan bebagai aspek lainnya sehingga tidak tergantung dengan negara lain. Jadi bela negara merupakan upaya agar negara kita memiliki ketahanan, bukan hanya dalam bidang militer, tetapi juga dalam bidang ekonomi, sosial, pangan, kesehatan, energi, ketenaga-kerjaan, informasi dan berbagai faktor lainnya yang diperlukan Indonesia agar kuat dan bersaing dalam tatanan global. Dalam konteks inilah bisnis keluarga memiliki peran yang signifikan.
Konsep ketahanan nasional telah mengalami perluasan makna, menjadi berbagai matra, diantaranya adalah matra sosial ekonomi. Untuk mendukung ketahanan nasional diperlukan ekonomi yang kuat, tingkat kesejahteraan yang tinggi dan tersedia lapangan kerja yang memadai. Sehingga bela negara bukan hanya sebatas membela negara tatkala diserang negara lain, tetapi bagaimana berjuang untuk membangun ekonomi yang kuat, berjuang agar tersedia lapangan kerja, dan berjuang untuk menciptakan kesejahteraan. Dengan ekonomi yang kuat, negara dapat membeli alutsista untuk memperkuat pertahanannya.
Peran inilah yang diisi oleh bisnis keluarga, yang di seluruh dunia telah terbukti menjadi motor penggerak ekonomi dan penyumbang penciptaan lapangan kerja. Di Korea Selatan, misalnya bisnis keluarga telah menjadi motor prnggerak ekonmi dan menjadikannya negara ini sebagai negara industri terkemuka. Jika bisnis keluarga mengalami kesulitan, dampak bergandanya akan berpengaruh terhadap lapangan kerja, penerimaan pajak, dan pelambatan ekonomi. Dengan demikian bisnis keluarga haruslah sehat dan tumbuh berkesinambungan, agar dapat berkontribusi terhadap penciptaan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Jadi konsep bela negara dalam bisnis keluarga adalah berjuang agar bisnisnya kuat dan selalu tumbuh, dapat menciptakan lapangan, membayar pajak dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara, yang berujung pada penciptaan lapangan kerja.
Selanjutnya A.B. Susanto menekankan tentang pentingnya tantangan bisnis keluarga adalah menjaga kesinambungan bisnisnya secara lintas generasi, sehingga harus menerapkan manajemen yang memenuhi kaidah-kaidah manajemen strategik.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia, serta Rektor UPN “Veteran” Jakarta, Dr. Erna Hernawati, Ak, CPMA, CA.