HumasUPNVJ- Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, UPN Veteran Jakarta bekerja sama dengan Akurat.co dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar seminar Jurnalis Mengajar dengan tajuk Menjadi Jurnalis Video Hebat Dalam 120 Menit. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Diplomasi, FISIP UPNVJ, Selasa (30/5/2023).
Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor bidang 1 UPNVJ, R. Dudy Heryadi, dan Dekan FISIP UPN Veteran Jakarta, Bekti Istiyanto. Selain itu, ada 4 orang pemateri yang mengisi acara tersebut, antara lain Kaprodu Pascasarjana Ilmu Komunikasi UPNVJ, Munadhil Abdul Muqsith, Kepala Tim Komunikasi Publik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Anggia Raniardhy, Wakil Pimpinan Umum Akurat.co, Rizal Maulana, dan Konten Kreator Video, Tole Sutrisno. Bukan hanya itu, acara ini juga diikuti oleh ratusan mahasiswa di FISIP, UPNVJ.
Wakil Pimpinan Umum Akurat.co, Rizal Maulana menjelaskan aktivitas jurnalis saat ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Perubahan itu juga yang membuat media perlu adaptif di tengah era disrupsi pada saat ini. “Perkembangan teknologi digital menjadi salah satu kekuatan ekonomi kreatif, kini semakin meningkat dan cukup tahan banting. Kapitalisasi dan monetisasinya luar biasa. Apalagi saat ini banyak konten yang bisa dihasilkan,” terang Rizal, Selasa (30/5/2023).
Menurutnya saat ini, dunia jurnalistik telah mengalami guncangan. Khususnya pada media-media dengan platform tertentu, seperti media cetak. Nampak pada beberapa media yang menutup bisnisnya, karena tidak bisa bertahan di era digital.
Sementara itu, Kaprodi Pascasarjana Ilmu Komunikasi, UPNVJ Munadhil Abdul Muqsith dalam risetnya menyebutkan dari 366 responden Gen Z yang ditanya, sebanyak 83,9% diantaranya masih percaya dengan media massa. Mayoritas media yang masih paling dipercaya adalah konten dari televisi sebesar 32%, media sosial sebanyak 30,6%, dan media online (bukan media sosial) sebesar 27,9%. “Perubahan minat ini dipengaruhi oleh disrupsi teknologi,” kata Munadhil.
Alasan utama orang-orang mempercayai berita di media antara lain 47,3% menyatakan karena sumber data informasi tersebut dari pihak berwenang, 23,2% karena berita berisi informasi lengkap tentang peristiwa, dan 21,6% dipengaruhi kanal medianya seperti TV, radio, koran, online dan media sosial.
Selain itu, secara jenis berita, konten entertainment masih paling banyak diminati sebesar 37,4%, berita lokal 18%, olahraga sebesar 11,5% dan politik sebesar 9,8%. “Jadi kalau media ingin menyasar milenial harusnya bisa masuk ke segmen konten entertainment,” tambahnya.
Oleh karena itu, besarnya potensi media digital saat ini, membuka peluang untuk bisnis media. Termasuk diantaranya adalah konten kreator. Profesi ini menawarkan peluang cuan yang menjanjikan, khususnya untuk generasi milenial. “Setelah channel yang dikelola berkembang, ternyata cukup memberikan hasil,” kata Konten Kreator Video, Tole Sutrisno.
Tole juga menambahkan, ilmu konten kreator hampir mirip dengan ilmu jurnalistik. Namun kecenderungan saat ini, konten kreator selalu identik dengan aktivitas digital. “Konten kreator membuat konten, jurnalistik mencari berita. Ini berbeda tipis namun dalam beberapa hal masih tetap sama,” ujarnya.
Seminar ini menjadi serangkaian acara edukasi, untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan jurnalis video. Para peserta diberikan materi seputar produksi konten video berasaskan jurnalisme video. Termasuk diantaranya adalah teknik dan strategi untuk menghasilkan video yang berkualitas.