HumasUPNVJ - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (FK UPNVJ) meraih prestasi juara 2 Poster Ilmiah dalam ajang ATMA CORDIS AESCULAPIUS 2020 yang diselenggarakan pada hari Rabu 11 Maret sampai dengann hari Sabtu 14 Maret bertempat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya.
Atma Cordis Aeculapius merupakan kegiatan ilmiah tahunan yang diadakan oleh UNIKA ATMA JAYA. Kegiatan pada tahun 2020 ini mengangkat tema tentang “Raising Awareness and Reducing the Incidence of Antimicrobial Resistance as a Global Health Burden". Jenis kegiatan yang diperlombakan diantaranya yaitu, Literature Review, Poster Ilmiah, Poster Publik, Video Edukasi Publik, dan Poster Kesehatan Masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa aktif S1 Program Studi Sarjana Kedokteran, Kedokteran Gigi, Farmasi, Gizi, Keperawatan, Ilmu Biomedik, dan Kesehatan Masyarakat dari Perguruan Tinggi Negeri/Swasta di Indonesia.
Ratna Dwi Krismondani dan Arty Griyaning Rahayu perwakilan FK UPNVJ mengambil cabang perlombaan Poster Ilmiah dengan judul “Strategi Terbaru Sebagai Solusi Pengobatan Pada Multi Drug Resisten Tuberculosis Berbasis Sel Punca Mesenkimal”.
Tim Humas dalam kesempatannya melakukan wawancara online dengan Ratna dan Arty, mereka menyampaikan beberapa pesan kepada teman-teman #belanegara lainnya agar selalu mau mencoba dan menggunakan waktunya sebaik mungkin untuk mencetak banyak prestasi di usia muda, “Jangan takut mencoba sesuatu yang baru , sebelumnya kami juga belum pernah mengikuti kegiatan ilmiah berbasis literatur review karena belum mempunyai gambaran tentang kerangka dan sistematika penulisan , namun kita mencoba untuk belajar, dan insyaallah usaha tidak akan menghianati hasil”. Ucapnya
Kompetisi ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa serta dapat menjalin persaudaraan antar mahasiswa di berbagai perguruan tinggi Indonesia. Kegiatan lomba poster ilmiah ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari ATMA JAYA CORDIS “AESCULAPIUS “ 2020. Kegiatan ini tentu sangat penting mengingat setiap tahun nya kasus resistensi terhadap antibiotic semakin meningkat dan kasus kematian akibat resitensi antibiotik mencapai 700.000 kasus kematian.