Humas UPNVJ – Dalam rangka pentingnya peran ilmu Rontgen atau Radiologi pada penanganan Covid 19 saat ini, Fakultas Kedokteran UPNVJ mengadakan International Webinar melalui secara daring. Kegiatan diselenggarakan pada Sabtu 20 Juni 2020 dengan beberapa pembicara yang kompeten dibidangnya.
Sebanyak 500 peserta baik dari kalangan terkait dan juga dari kalangan umum mengikuti acara International webinar yang menghadirkan pembicara antara lain:
- Prof. Dr. med. Frans Santosa, MD, SpJP(K), FIHA, EFMA, FACA, FICA, FASA, SFGISA.
- Assit. Prof. Dr. Amelia santosa, MBBS, MRCP, MMed., FAMS (Rheumatology).
- Dr. dr. Ade Firmasnyah Sugiharto, Sp F.M (K).
- Prof. Dr. med. Knut Kroger, MD, EFMA, FACA, FICA, FASA, SFGISA.
- DR. Dr. Prijo Sidipratomo, Sp Rad(K).
- Jemmy Hermawan, MD, FGISA.
- Serta dr. Pukovisa Prawirohardjo, Sp S(K).
International Webinar ini dibuka oleh Prof. Dr. med. Frans Santosa sebagai moderator sekaligus pembicara dalam webinar ini menyampaikan beberapa poin penting terkait Covid 19 seperti Gejala-gejala dan pencegahan-pencegahan dalam penanganan covid 19. Setelah pembukaan oleh Prof. Dr. med. Frans, webinar dilanjutkan dengan paparan oleh 6 pembicara yang mengemukakan materi-materi yang terkait dengan tema dalam webinar ini yaitu “The Radiologist’s Role in Covid-19”.
Prof. Dr. Amelia santosa juga menjelaskan materi dengan tema The Rheumatologists Role in Covid 19, beliau mengemukakan kondisi terkait angka kematian pada pandemic covid 19 saat ini yang sudah mencapai angka 7 juta kematian untuk mortality grade yang sudah mencapai angka 5.5% dikarenakan penyakit covid 19 kebanyakan mempengaruhi paru-paru, serta pada system imunnya. dr. Amelia Santosa menjelaskan bahwa pasien dengan Covid 19 biasanya mempunyai kegawatan dengan angka Commordibit lebih rendah. Hal ini menjadikan dokter yang menangani pasien Covid 19 harus tetap berhati-hati karena meskipun pasien tidak terlihat gawat namun pasien bisa menjadi kritis dengan sangat cepat. Dalam akhir paparannya, dr. Amelia Santosa mengatakan “Covid 19 merupakan penyakit yang mempengaruhi banyak sistem. Karena itu, untuk mengobati Covid 19 memerlukan kolaborasi semua spesialis agar bisa mendiagnosis pasien secepat mungkin” jelasnya.
Dr. dr. Ade Firmasnyah Sugiharto dalam paparannya, beliau menyampaikan beberapa hal seperti pentingnya protokol dalam penanganan pemakaman jenazah pasien covid 19, dan juga beberapa masalah atau kendala terkait proses-proses atau protokol pemakaman pasien covid 19 seperti yang akhir-akhir ini terjadi di Sulawesi Selatan. Selain itu, Dr. dr. Ade Firmasnyah Sugiharto juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa resiko penularan dari jenazah apabila tidak melakukan protokol yang benar dan sesuai dalam proses pemakaman jenazah covid 19.
Tidak hanya itu, Prof. Dr. med. Knut Kroger juga menambahkan dengan tema Aspects of Vascular Medicine Covid 19 beliau mengungkapkan bahwa Covid 19 merupakan penyakit yang hampir mempengaruhi banyak organ didalam tubuh sebagaimana yang telah disampaikan oleh Prof. Dr. Amelia santosa, yang juga memperngaruhi Vascular System. Selain itu dalam paparnnya, Prof. Dr. med. Knut Kroger juga menyampaikan bahwa pada saat ini, sebagaimana dalam sebuah penelitian sebanyak 27% orang yang menghindari kerumah sakit selama pandemic Covid 19 ini, dikarenakan ketakutan yang berkaitan dengan tertular Covid 19. Pada akhir paparan, Prof. Dr. med. Knut Kroger memaparkan bahwa seseorang yang mempunyai PAD atau Peripheral Artery Disease, tidak lebih beresiko atau minim beresiko dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai penyakit seperti diabetes dan penyakit hati yang lebih kritis yang bisa terinfeksi Covid 19.
Dekan Fakultas Kedokteran UPNVJ DR. Dr. Prijo Sidipratomo dengan tema The Role of Radiology in Covid 19 mengungkapkan bahwa dalam diagnosis Covid 19, laboratorium mempunyai peranan penting dalam menentukan seseorang terkena covid 19 atau tidak salah satunya melalui PCR. Selain itu, DR. Dr. Prijo Sidipratomo juga memaparkan beberapa gambaran CT Scan yang menunjukan gambaran Ground Glass Opacity serta memaparkan perubahan gambaran pada CT Scan pasien.
Jemmy Hermawan, MD, FGISA. dengan tema Pulmonary Embolism atau Emboli Pembuluh darah Paru. Dalam paparnnya Jemmy Hermawan, MD, FGISA memaparkan bahwa Pulmonary Ebolism merupakan komplikasi yang sering ditemukan pada pasien covid 19.dan mempunyai kontribusi dalam tingkat kematian pasien covid 19.
“Pada pasien Covid 19, 20% pasien ditemukan adanya Pulmonary Embolism yang mana sejalan dengan hasil Autopsy pada 80 pasien di Hamburg, pada awal maret tahun ini”. Selain itu, beliau memaparkan “Diperlukan suatu metode yang cukup tepat dan tepat waktu untuk mengetahui adanya Pulmonary Embolism. Karena biasanya kalau sudah terlambat, kondisi pasien akan cepat memburuk dalam hitugan jam” ungkap Jemmy.
dr. Pukovisa Prawirohardjo sebagai penutup menjelaskan mengenai Neurologist Role in Covid 19. Beliau menyampaikan beberapa hal seperti menyikapi pandemi Covid 19, Manifestasi Klinis Neurologis pada Covid 19, dan juga memaparkan terkait pemeriksaan Neurologi pada pandemic covid 19.
International webinar ditutup oleh beberapa pertanyaan dari Prof. Dr. med. Frans Santosa kepada dr. Pukovisa Prawirohardjo dan juga ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah hadir serta ikut berpartisipasi dalam International Webinar ini. Prof. Dr. med. Frans berharap ditengah pandemic ini kita tetap produktif dan mendapatkan manfaat ilmu sebanyak mungkin.