Menilik Skenario “New Normal” UPN Veteran Jakarta

 

Melansir dari laman news.detik.com bahwa jumlah kasus virus corona belum mengalami penurunan. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO melaporkan bahwa pada Rabu (20/5) terjadi penambahan jumlah kasus harian terbesar (lebih dari 100.000 kasus di seluruh dunia) sejak wabah bermula di Wuhan akhir Desember 2019.

Meskipun jumlah kasus belum mengalami penurunan dan melihat kegiatan ekonomi yang sudah lama terhenti, pemerintah akhirnya menggaungkan wacana skenario new normal. Pemerintah berharap adanya skenario new normal dapat membuat masyarakat tetap produktif di tengah keniscayaan risiko wabah corona dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa sektor akan dibuka kembali seperti sektor pendidikan, khususnya perguruan tinggi.

Dalam kesempatannya saat diwawncarai tim humas UPNVJ, pada Rabu (10/06) Wakil Rektor bidang Akademik Anter Venus menjelaskan perubahan pola pembelajaran dan kegiatan akademis yang signifikan akibat dampak penyebaran virus covid 19.

wawancara_venus_(3).JPG

“Perubahan signifikan dari proses bisnis kampus yang berubah, hingga fasilitas dan proses pembelajaran yang harus sesuai dengan protokol keadaan saat ini. Terkait keadaan ini kita sudah membuat kebijakan tentang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sudah terlaksana dari 17 Maret 2020 lalu” ujar Venus.

“Kita melakukan ini sudah sangat serius, yang perlu dipahami pandemi covid 19 ini menimbulkan perubahan situasi yang signifikan. Tetapi, sikap yang dipilih oleh UPNVJ adalah meskipun situasi berubah kita tetap berkomitmen untuk tetap menyelenggarakan dengan seefektif mungkin dengan tetap menjaga kualitas, kita juga harus tetap berempati dengan kondisi mahasiswa saat ini. Tapi tetap komitmen kita proses pembelajaran ini harus tetap berjalan dengan sebaik mungkin dan semaksimal mungkin” jelasnya.

Venus mengatakan dengan adanya keadaan ini kita telah melakukan beberapa hal mulai dari perubahan pedoman pembelajaran, petunjuk operasional, standar evaluasi, dan monitoring pelaksanaannya. Tidak lupa kita juga menyiapkan fasilitasnya, mengubah prasarana mengenai kuota internet, hingga memberikan kebebasan para dosen untuk menggunakan platform apapun dalam pelaksanaan PJJ dan melakukan pelatihan bagi dosen.

Sebelumnya, kita sudah ada pedoman pembelajaran dan semenjak keadaan berubah maka pedoman kita perbaharui dengan melakukan evaluasi setelahnya

“Setelah pertemuan ke 9 kita lakukan evaluasi untuk mendapatkan gambaran yang paling sesuai, termasuk mendapatkan umpan balik mahasiswa dan dosen tentang apalagi yang perlu kita perbaiki untuk memaksimalkan PJJ ini”.

Melihat kondisi kedepan masih belum ada kepastian, tentang kapan situasi ini akan selesai. Formula yang dibuat oleh para ahli pun berbeda-beda mengenai status selesainya kondisi ini. Namun yang utama tetap perubahan sistem perkuliahan sudah sepenuhnya secara daring selama 1 semester ini.

 

Skenario perkuliahan new normal

Setelah diumumkan new normal oleh pemerintah para tenaga kependidikan sudah dapat melakukan pekerjaan dari kantor walaupun hanya 50% yang hadir, hal ini dilakukan untuk menyiapkan segalanya mulai dari fasilitas yang dibutuhkan apabila kedepan jika memungkinkan kita menggabungkan perkuliahan tatap muka dan daring.

Gabungan perkuliahan tatap muka dan daring ini kita sudah menyiapkan strategi dengan mengutamakan standar keamanan dan keselamatan untuk menghindari penyebaran virus dilingkungan kampus, sebelumnya yang pastinya kita harus memastikan terlebih dahulu kalau fasilitas dan lingkungan kampus bisa melakukan kuliah tatap muka. Dengan teknis mengatur akses masuk hingga para mahasiswa keluar dari lingkungan kampus, yang utama akses masuk dengan pengukuran suhu tubuh, wajib menggunakan masker dan mencuci tangan yang fasilitasnya sudah dipersiapkan. Aktivitas di luar perkuliahan akan terus dipantau dan dihindari, untuk fasilitas kantin pun akan diatur jarak antara satu dan lain dengan pemantauan langsung oleh tim yang sediakan.

Venus juga menyampaikan bahwa protokol kuliah pun disiapkan, salah satunya pengaturan ruangan akan ada jarak antara satu dan lainnya dan hanya sebagian mahasiswa yang bisa melakukan kuliah tatap muka dan selebihnya kuliah daring.

Gabungan perkuliahan ini disiapkan untuk bisa dilaksanakan pada Agustus jika keadaaan memungkinkan. Karena proses jalur masuk bisa selesai pada Agustus minggu kedua dengan pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) yang juga dilakukan secara daring.

“Kita juga sudah menyiapkan sistem kuliah new normal dengan dua skenario, skenario awal 35 % tatap muka 65% daring, agar kampus tidak terjadi kepadatan. 35% yang melaksanakan tatap muka kita distribusikan semester 1 masuk minggu pertama hingga kelima, semester 3 masuk dipertemuan keenam sampai kesepuluh, semester 5 keatas melakukan tatap muka di pertemuan kesebelas”.

“Skenario kedua para mahasiswa terbagi 50% tatap muka dan 50 % daring dengan cara bergantian tiap minggunya hal ini benar-benar untuk mengurangi kepadatan mahasiiswa. Karena wabah ini yang utama dihindari adalah interaksi langsung dengan manusia. Jadi interaksi ini yang kita kurangi” jelasnya.

“Protokol kesehatan tetap yang utama sebagai fokus kita, karena keselamatan mahasiswa juga hal utama bisa dilakukannya perkuliahan dan apabila setelah evaluasi skenario ini terjadi hal yang membahayakan keselamatan mahasiswa, maka perkuliahan kita lakukan daring kembali” tambah Venus.

Evaluasi perkuliahan daring tetap dilakukan untuk memperhatikan kebutuhan mahasiswa dan dosen selama perkuliahan daring berlangsung. Mulai terus melakukan pelatihan atau pendampingan apabila ada dosen yang belum menguasai platform yang tersedia serta bantuan berupa bantuan kuota juga diberikan mahasiswa.

 

Berita Sebelumnya

Fisip UPNVJ Gelar Workshop Riset Indeks Kualitas Siaran Program Siaran Televisi Bersama KPI Pusat

Berita Selanjutnya

Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma Tiga (D-3) Jalur Seleksi Mandiri (SEMA UPNVJ) Tahun 2020