HumasUPNVJ - Hari Keempat pembekalan Filsafat Ilmu dan Logika bagi dosen UPN Veteran Jakarta menghadirkan Rocky Gerung sebagai pembicara. Pembekalan ini dilaksanakan di ruang Mash Class Room UPNVJ dengan tetap mentaati protokol kesehatan. (25/6)
Dalam paparannya, Rocky menyampaikan bahwa logika sangat penting dalam dunia pendidikan. “Universitas harusnya menghasilkan lulusan yang mampu berpikir logis sekaligus kritis. Bukan hanya dalam konsep tapi juga dalam tindakan belajar, bahkan dalam kehidupan sehari-hari”. Ungkap Rocky
Menurut Rocky, “Dalam berlogika faktor yang paling penting adalah melakukan Detecting Faulty Argument atau mendeteksi kesalahan argumentasi orang lain. Ada sekitar tiga puluh kesalahan berpikir yang harus dicermati. Misalnya, Argumentum Ad Verecundiam atau argumen dengan berlindung kepada orang lain/pihak yang dianggap memiliki otoritas. Disini, kesalahan yang sering terjadi adalah karena kita menyadarkan argumentasi kita bukan pada fakta tapi pada orang yang dianggap punya otoritas. Padahal kebenaran tidak bergantung pada orang tapi pada realitas itu sendiri”. Jelasnya
Disamping kesalahan Argumentum Ad Verecundiam, ada banyak lagi kesalahan argumen lainnya, diantaranya Argumentum Ad Hominem (argumen mendiskreditkan orang lain), Argument Tu Quoque (mencap hal yang dengan orang lain), Argument False Dichotomy (berpikir hitam putih), Argumentum Ad Baculum (argumentasi dengan ancaman), Argumentum Ad Burden Of Proof (buktikan kalau saya salah)
Diakhir sesi, Anter Venus selaku Wakil Rektor bidang akademik UPNVJ yang hadir mengatakan bahwa pembekalan materi logika ini sangat penting bagi dosen yang akan mengajar mata kuliah logika bagi mahasiswa, menurut Venus, “Logika memang sangat krusial dalam pembelajaran abad 21 yang membutuhkan keterampilan berpikir kritis, terbuka, kreatif dan juga mendorong munculnya rasa ingin tahu (Curiosity mahasiswa)”. Jelasnya
Venus membenarkan pernyataan Rocky yang menyatakan bahwa logika merupakan primemover (penggerak) pertama bagi munculnya berpikir kritis atau lebih tepatnya “kecurigaan” atau sikap skeptif sebagai primemover pertama.