PROSPEKTIV 2020 Bahas Pentingnya Etika dan Kecakapan dalam Sosial Media Bersama Prof. Dr. H. Suwanto, M.Si

Screen_Shot_2020-12-05_at_09.32.34.png

HumasUPNVJ - Tahun 2020 memang menjadi tahun yang menjadi rintangan bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kehadiran pandemic Covid-19 ini merubah segala aspek yang ada di Indonesia dimulai dari ekonomi, Kesehatan, bahkan Pendidikan.

Menariknya ditengah pandemik ini, tentu semua kalangan terutama kaum millennials semakin sering mengakses internet, menghabiskan waktu berselancar di sosial media. Namun, dalam praktik sosial media terkadang banyak sekali kasus seperti penyebaran berita hoax atau perilaku yang tidak baik yang ditampilkan di sosial media.

Dengan dasar itu, dalam program PROSPEKTIV 2020 akan membahas mengenai “Ethics and Social Media Literacy” bersama Prof. Dr. H. Suwanto, M.Si Direktur Direktorat Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang juga dosen sekaligus guru besar di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FEB) UPI yang terlaksana pada Sabtu, 5 Desember 2020.

Screen_Shot_2020-12-05_at_08.58.02.png

Pemberian pembekalan melalui daring ini dihadiri kurang lebih 2.300 peserta meliputi seluruh mahasiswa baru UPN Veteran Jakarta, UPN Veteran Jawa Timur, UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Palangkaraya serta mahasiswa Universitas Nusa Cendana.

Dalam pembahasannya Prof. Suwanto literasi media sosial bekal menjadi mahasiswa berprestasi karena informasi adalah raja.

“Kecakapan komunikasi seseorang dalam sosial media akan memperlihatkan perilaku orang tersebut”

Sejatinya literasi memiliki makna yang cukup luas namun disini akan fokus dalam literasi dalam media sosial. Pertama yang bisa dilakukan adalah kesadaran, sadar aka napa yang terjadi pada lingkungan sekitar dan Tercerahkan, pengetahuan tersedia di media digital yang diproduksi orang lain.

““NILAI” seorang mahasiswa sangat ditentukan oleh bagaimana ia memandang dan memanfaatkan media sosial yang tersedia” ujar Prof. Suwatno.

Beliau juga mengatakan seorang mahasiswa tidak perlu menguasai semua data yang ada di media digital, sebab yang terpenting ialah mahasiswa harus mengetahui cara efektiv untuk memperoleh data yang dibutuhkan saja, mampu memfilter data menjadi informasi yang relevan, mampu menyeleksikan data yang dapat dipercaya dan mengetahui fungsi cara kerja meda digital secara komprehensif untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Membahas soal sosial media dirasa tidak akan ada habisnya, perkembangan setiap eranya memaksa kita untuk peka apa yang terjadi di era digital saat ini.

Pemanfaatan sosial media yang baik dan sesuai dengan kebutuhan diharapkan oleh umumnya masyarakat. Dalam hal ini penulis meyakini masing-masing diri adalah satu dari 160 juta orang pengguna media sosial aktif.

Saat ini sudah tersedia banyak konten pembelajaran maupun keilmuan dari berbagai disiplin yang dapat diperoleh secara mudah dan gratis melalui berbagai platform media sosial. Namun hanya satu cara syarat yaitu Kemauan untuk memanfaatkan media sosial untuk mendukung kesuksesan akademik.

Segala perilaku dan apapun yang kita gunakan pasti memiliki resiko tidak terkecuali dalam penggunaan sosial media.

Setidaknya ada 3 bentuk resiko dalam menggunakan media sosial antara lain resiko konten yaitu konten yang tidak pantas situs web yang tidak sehat atau mengandung hoaks dan pornografi, resiko kontak dengan pengguna media sosial lain yang berpotensi menimbulkan bahaya dan resiko dengan memproduksi konten negative bernuansa kebencian, SARA, dan lain sebagainya.

Sebagai kelompok terdidik, sudah seharusnya dapat mengisi konten sosial media yang memberi manfaat kepada banyak orang. Hal ini bisa dilakukan dengan literasi media sosial yang antara lain mengelola arus informasi media sosial secara sadar dan memiliki nilai manfaat didalamnya serta berpastisipasi aktif menjamin kebebasaan yang bertanggung jawab saat menggunakan sosial media.

Untuk mengatasi berita hoax yang tersebar di sosial media Prof. Suwatno juga mengatakan untuk selalu meneliti informasi yang ada tersebut secara runtun dan teliti serta tidak langsung kita sebarkan kembali ke orang lain, sebab kita sebagai mahasiswa terdidik memiliki kebebasan yang wajib dipertanggungjawabkan.

Dalam rangka mengeliminasi konten yang tidak layak, Prof. Suwatno memberikan tips yang antara lain gunakan Bahasa yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan resiko kesalahpahaman, menghargai pendapat orang lain, memiliki control pada konten, tidak melakukan overposting dengan menguntrol jumlah unggahan, dan tidak melakukan plagiasi baik dari segi nama ataupun jenis konten yang akan disebarkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berita Sebelumnya

Fakultas Hukum UPNVJ Gelar Konferensi Internasional, Angkat Tema Contemporary Issues on Family Law

Berita Selanjutnya

Cegah Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kampus, UPNVJ Gelar Seminar Bersama BNN