Mahasiswa-mahasiswi UPN Veteran Jakarta terus menorehkan prestasi cemerlang untuk kampus tercinta. Dapat dilihat dari dua tim Fakultas Ilmu Kesehatan yang berhasil meraih Silver Medal pada kompetisi bergengsi GloColis. GloColis merupakan Global Competition for Life Sciences. Perlombaan ini diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) yang berkolaborasi dengan Food Science and Technology Department IPB dan BUCA IMSEF Turkey. GloColis memiliki beberapa kategori perlombaan, diantaranya: Biotechnology, Biomedicine, Food Science, Life Science and Nutrition, Pharmacy, Food Technology, Bioinformatics dan beberapa kategori lainnya. Kegiatan ini diikuti oleh 206 tim dari 12 negara antara lain Korea Selatan, Iran, Thailand, Puerto Rico, Filipina, Meksiko, Vietnam, Turkey dan masih banyak negara lainnya. GloColis diselenggarakan di BG Junction Surabaya, Jawa Timur secara daring maupun luring pada tanggal 9 April sampai dengan 12 April 2022.
Siti Luthfiana, Nirmala dan Putri Rahayu berhasil mendapatkan Silver Medal dengan Project Title: Mindful-Med: Application Based System in Increasing The Role of The Family in Assisting Medication And Mindfulness Therapy in Schizophrenic Patient dalam kategori Bioinformatics. Selain itu, tim dari Bayu Saputra, Mohammad Rayhan Hernadi, Andini Maulani Putri, dan Nanda Desi Rahma juga berhasil meraih Silver Medal dengan Project Title: Ready Soap: Recycle Diswashing Soap dalam kategori Life Science.
Tim Humas UPNVJ melakukan wawancara melalui online dengan perwakilan dari masing-masing tim, Siti Luthfiana dan Bayu Saputra.
Siti Luthfiana dan Bayu Saputra menceritakan secara singkat terkait proses tim mereka mgikuti kompetisi ini, Luthfiana menjelaskan bahwa ia dan tim mengikuti kompetisi GloColis ini karena diawali dengan sebuah kegagalan, “Saya dan tim tertarik mengikuti kompetisi GloColiS karena berawal dari sebuah kegagalan. Sebelumnya Saya, Nirmala, dan Putri Rahayu mengikuti Lomba Karya Tulis Nasional tetapi belum berhasil menang dalam kompetisi tersebut. Kemudian, saya menemukan flyer lomba GloColiS melalui instagram IYSA. Tanpa basa basi kami langsung mengajak Bian dan Sofya untuk ikut bergabung dengan tim kami,” jelasnya.
“Kami mencetuskan ide inovasi dari permasalahan/keresahan yang ada disekitar kami. Keresahan itu saya dapatkan ketika melakukan praktik klinik dirumah sakit jiwa, yaitu tingginya kejadian putus obat pada pasien skizofrenia. Setelah terbentuk ide, dilanjutkan dengan membentuk tim. Saya kemudian mengajak adik tingkat angkatan 2020 yang tujuannya supaya mereka bisa meneruskan semangat berkompetisi di tahun-tahun berikutnya. Setelah itu kami lakukan brainstorming dan menyusun paper sesuai dengan guideline lomba. Selanjutnya hal yang cukup penting yaitu konsultasi dengan dosen pembimbing yaitu Bu Duma selaku dosen Keperawatan Jiwa terkait ide inovasi dan cara penulisan. Tidak lupa untuk meminta feedback dan berlatih presentasi dari kakak tingkat yaitu Bang Alfian yang sebelumnya pernah mengikuti lomba internasional. Menjadi hal yang menantang walaupun persiapan dilakukan disela-sela jadwal perkuliahan dan organisasi,” lanjutnya.
Berbeda dengan cerita Bayu Saputra dan tim, Bayu mewakili timnya menceritakan kepada Tim Humas bahwa ia dan tim mengikuti GloColis ini karena termotivasi dari berbagai kompetisi sebelumnya, “Yang membuat kami ingin mengikuti kompetisi ini karena kami termotivasi dari kompetisi-kompetisi sebelumnya. Kami mencoba mengikuti ditingkat Internasional dengan pengembangan dan inovasi terbaru dari karya yang dibawa. Selain itu melihat penyelenggara yang merupakan kolaborasi yang besar antar institusi membuat kami tertarik untuk mengikuti supaya mendapatkan sertifikat dari penyelenggara,” cerita Bayu.
Bayu dan tim melakukan persiapan untuk mengikuti kompetisi ini dengan cara saling membagi jobdesk masing-masing anggota, “Persiapan yang dilakukan adalah membagi jobdesk untuk pembuatan dokumen yang dibutuhkan yaitu Extended Abstract dan Power Point yang harus di submit. Selain itu tim melakukan eksperimen terkait penelitian supaya dapat dipastikan hasil dari penelitiannya valid dan berhasil dilaksanakan,” jelas Bayu.
Dari masing-masing tim, memiliki suka duka tersendiri, “Dukanya seperti biasa dikejar waktu dengan mengumpulkan dokumen serta formulir pendaftaran, susah mendapatkan hasil penelitian yang terbaik sehingga membutuhkan waktu yang lama dan bahan penelitian yang cukup untuk eksperimen penelitian yang dibawakan. Sukanya adalah mendapatkan pengalaman bereksperimen yang merupakan ilmu terapan yang nantinya dapat berguna dan membantu masyarakat dalam mengurangi limbah minyak jelantah dan cangkang telur. Mendapatkan relasi dari peserta lainnya yang mengikuti ajang GloCoLiS 2022,” Terang Bayu dalam wawancaranya.
Bayu dan tim pun berhasil mendapatkan MYSO special award yaitu berhak mendapatkan free access untuk perlombaan international berikutnya.
Sedangkan dari Luthfianah dan tim, mereka menganggap perlombaan adalah sebuah laboratorium untuk bereksperimen, “Kami merasa dukanya engga ada. Saya dan tim menganggap perlombaan adalah laboratorium kita untuk bereksperimen. Jika berhasil menang kita rayakan, jika belum berhasil kita coba di ajang kompetisi lain. Jika ditanya Sukanya, sukanya pasti sangat banyak, salah satunya adalah secara otomatis menghilangkan gap perbedaan angkatan ketika kerja sama dalam tim dan saling bertukar ide. Selain itu juga melatih kemampuan bahasa inggris dalam hal berbicara saat presentasi,” imbuh Luthfiana.
Baik dari Bayu dan Luthfiana, mereka memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa-mahasiswi UPNVJ agar bisa selalu memanfaatkan peluang yang ada.