CEO Narapatih & Associates, Kirdianto Hrisikesa Putra Ungkap Cara Dukung Indonesia Emas 2045

HumasUPNVJ – "Indonesia Emas 2045" adalah visi jangka panjang pemerintah Indonesia yang ditetapkan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju dan berdaulat pada tahun 2045, yang bertepatan dengan seratus tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Visi ini mencakup berbagai aspek pembangunan, termasuk ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

Disrupsi memiliki potensi yang signifikan untuk mempengaruhi pencapaian visi "Indonesia Emas 2045". Dalam konteks ini, disrupsi dapat memiliki dampak positif maupun negatif tergantung pada bagaimana pemerintah, perusahaan, dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan mengelola perubahan yang diakibatkan oleh inovasi dan teknologi.

Konsep disrupsi merujuk pada perubahan yang signifikan dan mengganggu dalam suatu industri atau pasar akibat adanya inovasi atau perubahan teknologi. Disrupsi mengubah cara bisnis dilakukan, seringkali dengan menggantikan model bisnis yang telah mapan dengan solusi baru yang lebih efisien, terjangkau, atau lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.

Untuk meraih visi "Indonesia Emas 2045" dengan sukses, penting bagi pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan untuk bersama-sama mengembangkan strategi yang cerdas dan berkelanjutan dalam menghadapi disrupsi. Ini termasuk investasi dalam pendidikan dan pelatihan, pembangunan infrastruktur teknologi, promosi inovasi, dan kebijakan yang mendukung adaptasi terhadap perubahan ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh disrupsi.

IMG_2638.JPG

Pada hari kedua Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023 (09/08), CEO Narapatih & Associates, Kirdianto Hrisikesa Putra atau yang akrab dipanggil Kirdi, membahas mengenai bakat tersembunyi dan pola pikir berkembang yang dapat membantu para mahasiswa baru “menang” menghadapi disrupsi pada zaman ini.

Melalui paparan yang diberi tajuk Unleashing Your Inner Talent and Growth Mindset in Digital Area to Support "Indonesia Emas 2045”, Kirdi mengatakan dalam menghadapi era disrupsi, tidak ada yang memaksa atau mengharuskan untuk mengubah diri sendiri.

Kirdi mengajak mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan PKKMB di Tennis Indoor Senayan untuk melihat dengan cara pandang lain dimana semua hal boleh dilakukan selama memahami dan menerima konskwensi dari tindakan tersebut. Setiap pilihan pasti akan menimbulkan konsekwensinya dan dibalik konsekwensi tersebut ada konsekwensi lainnya.

Disamping itu, tentu ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Tantangan pertama yang kemungkinan muncul adalah soal volatilitas. Kirdi menjelaskan bahwa untuk menghadapinya kita perlu visi yang jelas. Kedua, ketidakpastian yang harus ditanggapi dengan kemampuan memahami suatu persoalan yang baik. Berikutnya, disrupsi menimbulkan kompleksitas. Oleh karenanya kita butuh untuk senantiasa memastikan kejelasan. Terakhir, Kirdi menyinggung soal ambiguitas dimana cara menghadapinya yaitu dengan melatih diri untuk kelincahan.

 

Berita Sebelumnya

Komjen Pol Fadil Imran Gelorakan Semangat Menuju Indonesia Emas 2045

Berita Selanjutnya

LP3M Lakukan Diskusi dengan Binaskil Academy Perihal Peningkatan Kualitas Akademik