Kuliah Umum Politik Luar Negeri RI: ASEAN, Tantangan Politik, dan Peran Politik Luar Negeri RI

HumasUPNVJ – Dalam sebuah acara yang dipenuhi antusiasme, Leonard F. Hutabarat, PhD selaku Diplomat Ahli Madya, Pusat Strategi Kebijakan Multilateral di Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) memberikan kuliah umum informatif di Kampus UPN “Veteran” Jakarta (21/08).

Kuliah umum ini merupakan satu dari beberapa rangkaian acara perayaan HUT ke-78 Kementerian Luar Negeri RI.  Berpusat di UPN “Veteran” Jakarta, kuliah umum diselenggarakan eksklusif untuk mitra BSKLN di 38 provinsi di Indonesia.

Tema besar yang mendasari kuliah umum ini adalah ASEAN, Tantangan Politik, dan Peran Politik Luar Negeri RI.

Pada hakikatnya ASEAN merupakan organisasi regional yang dibentuk oleh nilai-nilai bersama dalam pemahaman, identitas, kepentingan, dan tujuan untuk mengatasi masalah ekonomi dan keamanan di wilayah Asia Tenggara.

Mengutip dari paparan yang disampaikan Leonard, komitmen dari ASEAN sendiri yaitu “One vision, one identity, and one caring and sharing community.” Sejalur dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin pesat pun ASEAN melebarkar tujuannya melampaui bidang ekonomi dan sosial.

IMG_0241.JPG

ASEAN memiliki arti Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 melalui penandatanganan Deklarasi ASEAN atau Piagam ASEAN.

Piagam ASEAN berfungsi sebagai pondasi yang kuat dalam mencapai Komunitas ASEAN dengan memberikan status hukum dan kerangka institusional bagi ASEAN.

Pada Piagam ASEAN dimuat norma-norma, aturan, dan nilai-nilai ASEAN, menetapkan target yang jelas bagi ASEAN, serta menyajikan akuntabilitas dan kepatuhan.

ASEAN didirikan dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan budaya di wilayah ini. Selain itu ASEAN juga ditiujukan guna mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui penghormatan yang tulus terhadap keadilan dan supremasi hukum.

Leonard selanjutnya menyebutkan bahwa ASEAN memiliki tiga pilar yang merujuk pada tiga komponen utama kerja sama di dalam ASEAN. Ketiga pilar ini dirancang untuk mencakup berbagai aspek penting kerjasama di antara negara-negara anggota ASEAN dalam upaya mewujudkan tujuan-tujuan organisasi tersebut.

Ketiga pilar tersebut antara lain; 1) Politik dan keamanan yang fokus pada kerja sama dalam hal politik, keamanan, dan stabilitas di Kawasan; 2) Pilar ekonomi bertujuan untuk memajukan kerja sama ekonomi di antara negara-negara anggota ASEAN; dan 3) Pilar sosial dan budaya berfokus pada kerja sama dalam hal pendidikan, budaya, sumber daya manusia, dan isu-isu sosial.

Indonesia merupakan salah satu anggota pendiri dan aktif dalam ASEAN. Sejak pembentukan ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967, Indonesia telah memainkan peran penting dalam perkembangan dan kerja sama di kawasan Asia Tenggara.

Sejak awal Indonesia tergabung kedalam anggota pendiri ASEAN bersama dengan Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Negara-negara ini bersama-sama menandatangani Piagam ASEAN pada saat pendirian organisasi.

Kemudian sejak 1 Januari 2023 hingga 31 Desember 2023, kepemimpinan ASEAN berada di tangan Indonesia. Hal ini menjadi kali kelima Indonesia memimpin sejak berdirinya ASEAN. Fokus kepemimpinan Indonesia pada tahun ini yaitu menjadikan ASEAN sebagai wilayah yang stabil dan damai sehingga diharapkan dapat menjadi pijakan stabilitas dunia.

IMG_0325.JPG

Dalam paparannya Leonard menyampaikan pesan Menteri Luar Negeri RI untuk pemuda di ASEAN. “Generasi muda harus mengenal ASEAN. Generasi muda harus bangga dengan identitas komunitas ASEAN. Generasi muda lah yang akan menentukan arah dan gaya wilayah ASEAN di masa depan." Kata Retno Marsuadi.

Lebih lanjut, berkaitan dengan pesan Menlu Retno, Leonard menyampaikan setidaknya ada lima hal yang dapat kita lakukan sebagai pemuda ASEAN. Pemuda ASEAN dapat melakukan promosi seputar identitas ASEAN dan juga kesadaran ASEAN. Kedua, secara aktif ber;artisipasi dalam aktivitas pertukaran pemuda di lingkup ASEAN. Ketiga, memprioritaskan nilai kedamaian, toleransi, dan kesederhanaan selaras dengan budaya ASEAN. Keempat, terlibat dalam kegiatan sukarela untuk menumbuhkan rasa memiliki. Terakhir, selalu mengikuti perkembangan terkini seputar negara-negara yang tergabung dalam ASEAN.

Usai menyampaikan materi paparan, kuliah umuj dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara peserta dan narasumber. Para peserta nampak aktif dalam kegiatan kuliah umum ini ditandai dengan banyaknya respon terhadap materi yang disampaikan dalam bentuk pertanyaan.

IMG_0367.jpg

Berita Sebelumnya

Kuatkan Ekosistem, Budaya Meneliti dan Mengabdi Kepada Masyarakat, LPPM UPNVJ Gelar Workshop Penulisan Buku Ajar

Berita Selanjutnya

UPN Veteran Jakarta dan UiTM Malaysia Sepakati 5 Komitmen Kerja Sama