Kajian Ramadhan Bersama Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar, MA, Angkat Tema Memaknai Hikmah Pandemi Covid 19

 

HumasUPNVJ - Bulan suci Ramadhan 1441 Hijriyah yang memasuki hari ke-18 Ramadhan, dimana para umat muslim berlomba-lomba melakukan kegiatan yang baik untuk nantinya dapat dilipat gandakan pahalanya. Sebagai mengisi bulan Ramadhan kali ini Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Manbaul Ulum UPN Veteran Jakarta menyelenggarakan Kajian Ramdhan secara daring, pada Senin (11/05/20).

Dengan mengangkat tema “Memaknai Hikmah Pandemi Covid 19” kajian ini berlangsung lancar dengan jumlah peserta yang hadir hingga 200 orang yang meliputi mahasiswa, dosen maupun tenaga kependidikan.

Berbeda dari kajian rutin sebelumnya pada kali ini DKM Masjid Manbaul Ulum UPN Veteran Jakarta menghadirkan pembicara Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar, MA  yang merupakan Imam Besar Masjid Istiqlal sekaligus pendiri  Nasaruddin Umar Office (NUO).

rektor_ramadhan_(2).jpeg

Dalam hal ini Rektor UPNVJ Erna Hernawati sangat berbahagia dapat menghadiri sekaligus mendengarkan kajian yang disampaikan langsung oleh imam besar masjid istiqlal tersebut. Rektor juga berharap para peserta yang hadir dapat memahami dan memetik hikmah dari apa yang akan disampaikan.

“Terimakasih untuk Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar, atas waktu dan ilmunya yang akan dibagikan kepada kita semua. Semoga kami para pendengar dapat memahami dan memetik hikmah untuk dibagikan kepada keluarga dirumah sehingga dapat bermanfaat untuk kita semua” ucap Rektor sebagai pembuka forum kajian.

Diawal Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar, menceritakan bagaimana wabah atau virus itu sudah melanda dari jaman para Nabi, musibah yang terjadi pun tidak menimpa orang kafir saja melainkan seluruh umat dunia, karena apapun yang dating kepada kita baik atau buruk itu merupakan peringatan yang Allah SWT berikan kepada hambanya.

rektor_ramadhan_(1).jpeg

Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar juga menyampaikan, bagaimana kita sebagai manusia bersikap dalam menghadapi musibah, dengan cara selalu berfikiri positif dengan musibah yang dating.

“kita harus bersahabat dengan musibah tersebut atau menikmati musibah yang datang (manusia tidak pernah menghendaki dirinya dilahirkan tetapi kelahiran tidak bisa ditolak. Konsekuensinya kelahiran adalah kehidupan dan setiap kehidupan itu sendiri adalah penderitaan. Tidak akan pernah ada orang yang bebas dari penderitaan, meskipun tidak ada pula orang terbebas dari kebahgiaan) karena kehidupan merupakan rangkaian panjang yang menjanjikan penderitaan dan kebahagiaan” jelanya.

Hal ini juga dipandang sama dengan beberapa agama, pandangan eskatologis dalam islam menggap dunia ini buka tempat untuk meraih kebahagiaan, yang pada akhirnya apapun yang kita tanam itu yang akan kita panen dikemudian.

Beliau juga mengatakan “kalau kita ingin menjadi pemenang jangan takut melawan tantangan, ini motivasi juga untuk para mahasiswa. Orang-orang yang cerdas selalu menikmati penderitaan, ia akan selalu bangkit bila terjatuh dengan keyakinan sejarah belum berakhir”.

Dibulan suci Ramadhan ini merupakan bulan dimana semua keajaiban dunia itu terjadi. Kejadian wabah ini akan jadi hikmah luar biasa, baik kita menyikapi masalah dengan cerdas tidak perlu dengan berlebihan jadi jangan sebagai faktor negeri kita tidak bersinergi.

Beliau juga mengingatkan “Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa ada musibah yang membawa kebahagiaan dibaliknya, karena jika Allah SWT membiarkan hambanya maka nantinya kita akan digiring ke siksaaan yang sangat dahsyat olehNya. Nauzubillah” tegasnya.

Dengan terjadinya penyebaran covid 19 ini ada salah satu hikmahnya ialah terjadinya kekompakan sesama umat dan semoga disaat pandemi ini berakhir kita tetap jadi umat yang kompak.

Kajian yang berlangsung dua arah ini juga mempersilahkan para peserta untuk bisa bertanya langsung salah satu pertanyaannya ialah bagaimana menyikapi orang yang secara diam-diam melakukan ibadah terawih dan shalat jumat, lalu apakah salah tetap beribadah dari rumah?

Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar mengatakan “Cerdaslah beragama, kita perlu ke masjid dan wajib hukumnya saat keadaan normal. Kta tidak perlu merasa berdosa karena penyebab kita tidak ke masjid itu juga turun karena adanya wabah yang diturunkan atau sudah diatur oleh Allah SWT. Posisi kita sedang berada di zona merah jadi ikuti saja karena Allah SWT tidak suka bila kita terjun ke musibah secara sengaja.

Beliau juga menjelaskan bagaimana cara agar kita sebagai manusia bisa ikhlas menerima musibah yang datang, menurutnya kita bisa mulai dengan melakukan pemahaman yang dalam tentang islam, bagi orang yang dekat dengan Allah tidak ada bedanya musibah dan kebahagiaan, terdapat 2 sayap, sayap syukur dan sayap sabar jika keduanya kuat maka orang tersebut akan menikmati hidup yang sesungguhnya.

Hikmah yang dapat kita petik ditengah musibah yang melanda Negara ini, dengan wabah yang terus berkembang kita diharuskan untuk tetap bersyukur, bersabar dan saling menjaga. Bersyukur dengan keadaan akan membuat kita bisa menikmati hidup saat ini, dengan sabar kita dapat menjaga diri kita untuk tidak terjerumus dari musibah dan dengan saling menjaga akan melindungi kita serta keluarga dari penyakit atau wabah yang berkembang saat ini.

Berita Sebelumnya

Serah Terima Bantuan Untuk Pencegahan Covid 19 oleh Rektor UPNVJ Kepada Dekan Fikes

Berita Selanjutnya

Jaga Mental Pelajar Selama #DiRumaAja, Mahasiswa FK UPNVJ Adakan Event Online