Pelatihan HEMS D-1: Pakar dari FAM Terangkan Tentang Ilmu Dasar Layanan Medis Dengan Helikopter

HumasUPNVJ – Helicopter Emergency Medical Services (HEMS) atau dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Layanan Medis Darurat dengan Helikopter merupakan sebuah sistem atau layanan yang menggunakan helikopter untuk merespons dan memberikan perawatan medis darurat dalam situasi yang memerlukan akses cepat ke lokasi yang sulit dijangkau atau dalam kondisi darurat seperti kecelakaan lalu lintas berat, bencana alam, atau kejadian medis kritis.

Helikopter dalam sistem HEMS digunakan untuk mengangkut tim medis dan peralatan medis ke lokasi insiden dengan cepat sehingga pasien dapat menerima perawatan yang lebih awal, meningkatkan peluang bertahan hidup dalam situasi yang mengancam jiwa. Keberadaan helikopter membantu medis untuk mencapai lokasi tiga hingga lima kali lebih cepat daripada menggunakan kendaraan darat dan terkadang merupakan satu-satunya cara untuk mengakses daerah yang sulit dijangkau.

Dewasa ini, sistem HEMS sudah matang di banyak negara di seluruh dunia. Melihat kondisi geografis Indonesia sendiri di mana merupakan negara kepulauan dan banyak daerah pegunungan serta masih banyak wilayah yang sulit dijangkau, keahlian layanan medis dengan helikopter tentunya sangat penting untuk dipelajari bagi para tenaga medis atau semacamnya.

Berdasarkan hal tersebut, UPN “Veteteran” Jakarta (UPNVJ) sebagai institusi Pendidikan bekerja sama dengan Fondation De L'academie De Medicine (FAM) Prancis, Airbus, dan Polairud menyelenggarakan pelatihan HEMS. Pelatihan berlangsung selama tiga hari dimulai sejak 5 hingga 7 September. Pelatihan ini merupakan kali kedua yang diselenggarakan.

Pelatihan hari pertama berlangsung di Gedung MERCe (Medical Education and Research Center) yang berlokasi di UPNVJ Kampus Limo, Cinere (05/09). Kegiatan pelatihan hari ini dimulai dengan pembukaan pelatihan secara resmi. Kemudian acara dilanjutkan dengan meneyimak paparan dari para expert FAM.

165 peserta pelatihan yang hadir secara luring dan kurang lebih 80 peserta yang hadir secara daring melalui Zoom diperkenalkan tentang HEMS dan sejarah HEMS itu sendiri terlebih dahulu. Pengenalan dilakukan langsung oleh Dr Hervé Roy seorang dokter darurat (emergency physician). Perkenalan ini juga termasuk tentang pengenalan insfrastruktur, operasi, dan program pelatihan HEMS yang disampaikan oleh Ralph Setz, pakar HEMS bagian teknis dan operasional (technical and operational HEMS expert).

Setelah mengenal dan memahami HEMS, peserta diajak oleh Dr Pascal Zellner, praktisi rumah sakit SAMU (EMS), menyelami pengetahuan tentang fisiologi, patofisiologi penerbangan, dan indikasi serta kotraindikasi perjalanan melalui udara.  

Fisiologi penerbangan adalah studi tentang cara tubuh manusia beradaptasi terhadap lingkungan fisik dan stresor yang terkait dengan penerbangan. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana perubahan tekanan udara, oksigen, suhu, dan tekanan lingkungan lainnya dapat memengaruhi kesejahteraan dan kinerja individu selama penerbangan.

Sementara patofisiologi penerbangan menjelaskan tentang perubahan yang terjadi dalam fungsi normal tubuh manusia ketika terpapar pada tekanan lingkungan dan stresor selama penerbangan, terutama penerbangan di ketinggian tinggi. Hal ini perlu diketahui dalam layanan medis dengan helikopter sebab membantu medis dalam mengidentifikasi risiko kesehatan dan mengembangkan strategi untuk mengelola atau mengurangi dampak negatifnya pada individu yang terlibat dalam penerbangan, seperti penumpang dan awak pesawat.

Setelah coffee break kegiatan disambung dengan pemaparan pengetahuan tentang aviasi helikopter (disampaikan oleh Dr Pascal), pengiriman dan regulasi misi HEMs serta persiapan pasien sebelum dipindahkan ((disampaikan oleh Dr Roy). Terakhir, peserta dilatih oleh Dr Sandra Lantelme yang berbicara tentang trauma berat yang mungkin timbul, stabilisasi, dan cara manajemen pada pelaksanaan layanan medis dengan helikopter ini.

Para peserta pelatihan nampak begitu tertarik dan menyerap informasi yang disampaikan para pakar dengan baik. Hal ini ditandai oleh sesi tanya jawab diakhir diakhir paparan yang begitu aktif. Momen ini dimanfaatkan para peserta untuk memenuhi rasa ingin tahu dan ajanag diskusi mengenai layanan medis dengan helikopter ini.

 

 

 

Berita Sebelumnya

UPNVJ Tembus 100 Besar Peringkat Skor SINTA

Berita Selanjutnya

UPNVJ Bersama BSKLN Kemenlu Gelar Forum Debriefing Kepala Perwakilan RI