HumasUPNVJ - Stevani Renita Karolin Zagoto, perempuan berusia 18 tahun asal Nias Selatan yang merupakan salah satu daerah 3T, berhasil lolos jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta dengan nilai Uang Kuliah Tunggal (UKT) nol rupiah alias gratis yang pembiayaanya dilakukan oleh Pemerintah.
Penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) itu merupakan siswi sekolah SMA Negeri 1 Telukdalam, yang memiliki semangat belajar tinggi untuk menggapai cita cita sebagai seorang dokter.
Kegigihannya berbuah manis, karena Stevani lulus sebagai calon mahasiswa baru Fakultas Kedokteran UPNVJ jalur SNBP. Tidak hanya itu, Stevani juga ditetapkan sebagai penerima KIPK dengan jumlah UKT nol rupiah.
"Saya memang sangat bercita-cita menjadi seorang dokter. Saat SMA, saya benar-benar gigih belajar supaya kelak memenuhi syarat ikut SNBP," ungkap Stevani saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Stevani mengatakan perjuangannya bukan perkara mudah. Banyak hal yang membuatnya ragu, mulai dari ucapan orang-orang yang membuatnya menyerah hingga kekhawatiran seputar biaya.
"Saya sempat mendengar orang lain berbicara untuk jangan terlalu berharap di jurusan itu (Fakultas Kedokteran) karena biaya yang sangat mahal dan orang tua hanya bekerja sebagai petani, tidak mungkin bisa membiayai kuliah," tutur Stevani.
Walau ada keraguan, Stevani tetap mengikuti jalur SNBP dengan pilihan jurusan Fakultas Kedokteran UPNVJ dan mengikuti program KIPK.
"Akhirnya saya memutuskan tetap bertahan di pilihanku, dan saya berhasil lolos SNBP di pilihan pertama. Beberapa hari berikutnya, saya juga ditetapkan menerima KIPK. Saya sangat bersyukur, bahkan mama dan papa tak henti mengucapkan syukur. Akhirnya saya ada kesempatan untuk mencapai cita-cita," ucapnya haru.
Menggapai Cita-Cita
Rasa bangga dan haru menyelimuti Stevani dan keluarga setelah penetapan akhir KIPK. Kegigihan dan kerja kerasnya selama ini terbayarkan sudah. Stevani meyakini hal ini merupakan awal yang baik, di mana perjuangannya menjadi seorang dokter masih sangat panjang.
"Hal ini tidak akan saya sia-siakan. Saya akan berjuang menjadi yang terbaik," tegasnya.
Proses verifikasi kelayakan sebagai penerima KIP-K yang dilakukan oleh UPNVJ benar-benar dan harus dibuktikan dengan data dukung serta juga dilakukan dengan video call yang mewawancarai orang tua dan melihat suasana tempat tinggal.
Stevani mengaku cita-citanya menjadi dokter bukan semata untuk dirinya. Ia berharap suatu saat nanti bisa membantu warga sekitar di tempat ia tinggal sebagai seorang tenaga medis kompeten.
"Jika nanti saya lulus menjadi seorang dokter, saya berkeinginan mengambil spesialis Dan jika saya rasa sudah ahli di bidang tersebut, saya akan kembali ke daerah saya tinggal di Nias untuk membangun fasilitas dan tenaga ahli kesehatan yang lebih mumpuni," kata Stevani.
"Di Nias, tenaga spesialis masih kurang. Banyak warga harus keluar daerah untuk mencari pengobatan, sehingga sering terjadi peristiwa meninggalnya pasien selama dalam perjalanan menuju rumah sakit," sambungnya.
Stevani berharap kisahnya ini dapat menginspirasi serta memotivasi teman-teman seperjuangan. Ia menegaskan bahwa faktor biaya dan tempat tinggal yang jauh dari kota bukan penghalang untuk menggapai cita-cita, setinggi apa pun itu. "Tetap berusaha dan berdoa karena proses tidak akan mengkhianati hasil," tutup Stevani. *ans