Pekanlit 2024: Pentingnya Merancang Visual Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat Yang Menarik

HumasUPNVJ – Pekan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (Pekanlit) di UPN "Veteran" Jakarta (UPNVJ) memasuki hari kedua dengan serangkaian kegiatan yang menarik. Pada kesempatan ini, workshop mengenai pembuatan media pengabdian kepada masyarakat dan buku monograf menjadi fokus utama. Salah satu sesi yang mencuri perhatian adalah workshop bertajuk "Merancang Visual dalam Laporan dan Buku Monograf Pengabdian Kepada Masyarakat," yang dibawakan oleh Abdul Aziz S.Sn., M.Med.Kom, seorang dosen Desain Komunikasi Visual dari Universitas Bina Nusantara.

Dalam paparannya, Aziz menekankan pentingnya output visual dalam berbagai penelitian. Menurutnya, tujuan utama dari perancangan visual adalah untuk menarik perhatian publik terhadap produk atau merek tertentu dengan memanfaatkan daya tarik estetika. Aziz juga mengungkapkan bahwa hasil penelitian yang baik dapat diolah menjadi buku monograf atau buku referensi, yang nantinya dapat digunakan oleh masyarakat luas.

IMG_9354.JPG
Aziz ketika memberikan pemaparan

Aziz memberikan panduan praktis dalam mengonversi hasil penelitian menjadi bentuk visual yang menarik. Ia menekankan pentingnya pemahaman komposisi dalam desain, yang melibatkan penggunaan garis, bidang, warna, dan tekstur. Unsur-unsur ini harus diatur berdasarkan prinsip-prinsip desain seperti hierarki, keseimbangan, penyelarasan, penekanan, proporsi, pergerakan, ruang negatif, kontras, repetisi, variasi, dan kesatuan.

Selain komposisi, Aziz juga membahas pentingnya tipografi dalam perancangan visual. Ia menjelaskan bahwa tipe huruf atau typeface memainkan peran penting dalam menciptakan tampilan yang menarik dan mudah dibaca. Terdapat tiga jenis utama typeface yang diidentifikasi oleh Aziz:

  1. Serif: Dikenal dengan garis atau kurva kecil di ujung huruf, jenis ini sering digunakan untuk teks formal, karena kemampuannya yang baik dalam menciptakan aliran bacaan yang lancar.
  2. Sans Serif: Tidak memiliki garis atau kurva di ujung huruf, membuatnya lebih sederhana dan modern, cocok untuk tampilan yang lebih bersih dan formalitas yang lebih rendah.
  3. Script: Mirip dengan tulisan tangan, memberikan kesan personal dan sering digunakan dalam konteks yang lebih santai atau informal.
IMG_9373.JPG
Foto Narasumber ketika memberikan pemaparan didepan audience

Aziz menekankan bahwa pemilihan jenis huruf harus mempertimbangkan kenyamanan membaca, dengan menjaga proporsi huruf yang seimbang dan karakter yang mudah dikenali. Huruf yang terlalu tebal atau terlalu tipis dapat mengurangi keterbacaan, begitu pula dengan penggunaan huruf kapital yang berlebihan. Ia juga mengingatkan tentang pentingnya ukuran huruf dan aspek-aspek lain seperti jarak antar baris (leading), jarak antar huruf (kerning), dan jarak antar kata (spacing), yang semuanya berperan dalam memastikan teks mudah dibaca.

Aziz mengakhiri sesi dengan penjelasan tentang pentingnya penggunaan warna yang harmonis antara latar belakang dan elemen teks untuk menciptakan visual yang menarik. Setelah aspek-aspek tersebut dipertimbangkan, barulah desainer dapat memulai proses tata letak atau layout, yang merupakan pengaturan elemen-elemen desain agar terlihat seimbang dan harmonis dalam sebuah halaman. Layout yang baik tidak hanya membuat buku terlihat estetis, tetapi juga memudahkan pembaca untuk memahami konten yang disajikan.

Dengan paparan yang komprehensif ini, diharapkan para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sehingga hasil penelitian mereka dapat lebih mudah diakses dan dimanfaatkan oleh khalayak luas.

Berita Sebelumnya

Humas UPNVJ Gelar Pembekalan Handling Media in Communication Crisis

Berita Selanjutnya

Pekanlit 2024: Dosen UPNVJ Diajarkan Cara Mengonversi Kegiatan Pengabdian Masyarakat Menjadi Buku Monograf