HumasUPNVJ - Empat mahasiswa berprestasi (mapres) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta berbagi kisah pencapaian mereka masing-masing di acara Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) di Tennis Indoor Senayan Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.
Mereka adalah Jannatul Jasmine, mahasiswa S1 Ekonomi Syariah; Muhammad Israfil, mahasiswa D3 Keperawatan; Aurellia Astadewi, mahasiswa S1 Teknik Industri; dan Yasmin Salsabila, mahasiswa S1 Manajemen.
Jannatul menceritakan pengalamannya menjadi mapres, salah satu program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyeleksi mahasiswa-mahasiswa berprestasi di seluruh Indonesia.
Seleksi program Mapres ini berawal dari fakultas, kemudian ke universitas, dan pada akhirnya ke level nasional. Jannatul telah melewati semua proses itu dengan perjuangan dan kerja keras.
“Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Coba banyak hal, eksplorasi banyak bidang-bidang baru,” ucap Jannatul.
Menurutnya, untuk bisa menjadi mapres, seorang mahasiswa tidak perlu menjadi orang yang terpintar atau terhebat di bidangnya. Seorang mahasiswa bisa saja terpilih menjadi mapres lewat ketekunan.
“Jadilah orang yang tekun dalam berusaha dan konsisten.
Senada dengan Jannatul, Aurellia juga menekankan pentingnya konsistensi dalam berkarya. Sebagai YouTuber sejak 2017, ia berusaha merintis karier dan secara konsisten membuat video dalam rentang waktu tertentu.
Bagi Aurellia, menjadi influencer di YouTube dapat meningkatkan kemampuan sosial karena terbiasa berbicara di depan kamera dan berinteraksi dengan teman-teman di media sosial.
“Harus percaya diri dengan tujuan kita dan selalu berusaha,” ujarnya,
Kepercayaan diri dan motivasi juga disebutkan Muhammad Israfil dalam upayanya menjadi mapres. Ia menekankan pentingnya memiliki motivasi kuat untuk mencapai prestasi di bidang tertentu.
“Prestasi terbaik adalah bangkit dari jatuh,” tuturnya.
Semangat untuk mencoba tanpa takut gagal juga diperlihatkan Yasmin. Menurutnya, seseorang harus mempunyai keberanian untuk mencoba sesuatu.
“Jangan pernah takut mencoba, karena satu eksekusi itu lebih baik dari 1000 teori,” kata Yasmin, yang telah merintis sebagai entrepreneur busana sejak umur 15 tahun.