HumasUPNVJ - Dalam rangka memperingati Hari Bela Negara ke – 72 yang jatuh pada hari ini, Sabtu 19 Desember 2020. UPN Veteran Jakarta menggelar Webinar Series Seminar Nasional dengan mengangkat tema “Bela Negara dalam Perspektif Gen Z (Generasi Z)”.
Sebagai Generasi Z (Gen Z) mereka yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010 umumnya mereka merupakan generasi yang disebut juga sebagai iGeneration atau generasi internet atau generasi net. Mereka selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan segala sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada.
Sebagai kampus berindentitas Bela Negara UPN Veteran Jakarta mendorong para Gen Z memiliki kesadaran Bela Negara yang hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara.
Seminar nasional yang dihadiri 20 perwakilan perguruan tinggi di Indonesia ini merupakan rangkaian Diesnatalis UPN Veteran Jakarta ke -58 dengan menghadirkan narasumber Dr. dr. Taufiq Fredik Pasiak., M.Kes., M.Pd.I. yang merupakan CEO dan Founder Sekolah Otak Indonesia.
Dalam pembukaannya, Rektor UPN Veteran Jakarta Erna Hernawati mengatakan kegiatan ini sebagai membuka pandangan kita tentang Bela Negara yang bisa diimplementasikan saat ini dengan berbagai perspektif tenaga ahli maupun dari perwakilan mahasiswa atau Gen z.
“Semoga hasil dari rangkaian seminar ini memberikan manfaat untuk seluruh kampus yang tergabung dalam pelaksanaan ini, dengan mengusung kampus Bela Negara disini kita juga akan mendapatkan berbagai pandangan dari Gen z, diwakili mahasiswa dari 7 fakultas yang ada di UPN Veteran Jakarta. Tujuannya dengan menyatukan perspektif dan penanaman Bela Negara dalam karakteristik Gen Z, penanman Bela Negara merupakan hal yang posiif untuk membentuk karakter cinta tanah air” kata Rektor.
Selain dr. Taufiq, terdapat delapan perwakilan mahasiswa aktif dan inspiratif yang memberikan cara pandang masing-masing mengenai Bela Negara yang disampaikan berdasarkan jurusan perkuliahan mereka saat ini.
Secara garis besar, dari delapan narasumber mahasiswa dapat disimpulkan bahwa Bela Negara adalah kewajiban berdasarkan undang undang dan bentuknya adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila. Sebagai Gen Z dan juga mahasiswa dari berbagai fakultas bahwa kontribusi utama yang dapat dilakukan adalah menekuni dari ilmu yang dipelajari saat ini dimulai dari hal kecil dan diri sendiri untuk berprestasi dan loyalitas kepada masyarakat sehingga dapat berusaha untuk mengimplementasikan nya kepada negara dan manfaatnya dapat dirasakan secara luas dan sudah jelas untuk membangun bangsa dan negara indonesia yang lebih baik. Seperti tagline dari webinar hari ini yaitu "Kami bicara. Kami peduli, kami beraksi untuk negeri tercinta".
Sebagai upaya meoptimalkan potensi otak tentang cara pandang dan cara menumbuhkan jiwa Bela Negara dalam pikiran Gen Z. Bersama dr. Taufiq para peserta membahas mengenai tantangan teknologi rekayasa otak. Hal ini dibahas karenakan gelombang perubahan yang sangat cepat.
“Dua hal yang penting yaitu akar dan ranting, saat ini kita hidup harus memiliki akar yang kuat dan ranting yang bisa menjangkau kemanapun dan sejauh mungkin” ujar dr. Taufiq.
Akar bisa diartikan spiritual dan ranting diibaratkan memanfaatkan teknologi dimanapun dan kapanpun.
Teknologi yang berkembang saat ini memiliki keunikan tersendiri, seperti halnya teknologi membuat manusia bisa lebih kenal dirinya.
Dr. Taufiq mengatakan bela negara itu bisa dilihat dari bagaimana sumber daya manusia kita. UPNVJ merupakan kampus yang berindentitas Bela Negara sebagai pondasi ketahanan bangsa.
“Anda sebagai mahasiswa UPNVJ merupakan mahasiswa yang beruntung, karena pondasi kalian sudah dipupuk untuk menjadi seseorang yang kuat untuk bangsa”
Dalam pembahasannya dr. Taufiq memberikan banyak contoh yang relevan untuk menunjukkan pentingnya pondasi dalam diri untuk perkembangan saat ini terutama bagi Gen Z.
Pemetaaan pikiran perihal tantangan masa depan bangsa yaitu demografi arus manusia yang non fisik yang luar biasa dan bertambahnya jumlah manusia, globalisasi dunia tanpa batas hal ini yang harus diperhatikan untuk Gen Z yang bisa menjadi ancaman sekaligus tantangan yang luar biasa, dan teknologi merupakan ‘budak’ sekaligus ‘tuan’.
Teknologi itu adalah solusi bukan ancaman, seperti teknologi rekayasa otak. BCI (Brain Computer Interface) interaksi langsung otak dengan mesin, chip yang ditempel di kepala, otak yang mengetik (Thought Powered Typing), dan teknologi Artficial Intelligence : Sophia (robot perempuan dengan kemampuan yang hampir menyamai kecerdasan manusia).
Dr. Taufiq mengatakan kendala terbesar yang dirasakan oleh Gen Z adalah isolasi diri, seperti menjauhkan yang dekat. Ini sebagai tantangan bagi Gen Z untuk tetap menjaga solidaritas dengan perkembangan teknologi dan tidak jatuh terlalu dalam dengan isolasi yang dibuat oleh diri sendiri.
Diakhir acara dr. Taufiq berpesan untuk tetap menjaga kolaborasi tanpa menghilangkan perbedaaan, perkuat akar dan kuasai hidup.